Kau pernah bercerita di satu senja -hampir purna tentang kota yang sangat ingin kau ke sana kota yang menerima siapa saja, jiwa-jiwa pengembara tapi katamu kau tak ingin sekedar singgah, peziarah yang melepas lelah kau ingin menetap, untuk berbagi sepi yang kerap hinggap, terperangkap dalam hari-harimu yang senyap
Akupun pernah menitip cemas di ujung nafas, menanti retas tentang kota yang selalu muncul dalam mimpi-mimpiku yang ganjil kota yang menyimpan kisah di setiap jengkal tanah, menoreh sejarah aku juga tak ingin sekedar datang, berbincang lalu pulang aku ingin menjejak nafas, mengalirkan airmata yang menderas sebelum ruh melepas tubuh, nadi terhenti, tak bergerak
0 komentar:
Posting Komentar