Empat puisi buat Antologi Puisi Empati Gempa Padang 7,6 SR - APSAS
#1
Padang berlinang
Ada yang mengguncang.
Atau mungkin bumi terguncang
melihat tingkah manusia semakin lancang?
Jkt, 011009 ; 06.13am
#2
7,6 Skala Richter
Coba rasakan!
Ada yang berguncang
serupa derit ranjang
yang bergoyang
pada malammu yang panjang
tatkala kau asyik menggelinjang.
Coba kau rasa!
Mampukah kau rasa?
Jkt, 291009 ; 07.06pm
#3
L(r)indu
Sebab tenang terasa panjang
Dan aku ingin menggeliat
Melupakan sejenak penat
Melihat tingkah mereka yang tak tahu adat
-melupakan kodrat
Sungguh, aku merindu saat yang tepat
Sebab diam begitu mencekam
Dan aku ingin bergerak
Melepaskan beban yang kian menyesak
Melihat tingkah mereka yang semakin tamak
-juga congkak
Sungguh, aku merindu saat meretak
: Agar mereka tahu akan keberadaanku
saat rindu menjelma lindu*
Jkt, 291009 ; 11.07pm
*lindu n gempa bumi
#4
Setelah Musibah
Rumah tempatku berkisah kini rebah dengan tanah
Kata-kata tercecer tak teratur, huruf-huruf terhambur
Sebagian lainnya lebur bersama duka yang terkubur
Aku tergugu
Sampai kau datang padaku, terseok melewati reruntuhan itu
“Tolong satukan kami kembali menjadi bait-bait puisi.”
Kurasakan goncangan yang sangat besar
Hingga sekujur tubuhku bergetar
Tersadar
Bahwa masih ada esok yang cerah
Untukku terus berbenah dan mengurai kisah
Kembali menoreh sejarah
Jkt, 311009 ; 11.26am
Data diri :
Sri Puji Etiningrum (belongs2eti), penikmat sastra. Saat ini bekerja di perusahaan media di Jakarta. Tulisannya pernah dimuat di Kompas.com dan bisa dinikmati di blog pribadinya http://kotakitakata.blogspot.com/
duka Padang duka kami semua...
1 komentar:
Dan betapa tidak berdayanya manusia...
Posting Komentar