06 Juli 2009

Aku, Kau dan Sungai Itu

sajak 5-4-3-2-1

‘Adalah sungai yang tak pernah lelah mengurai
kisahnya,’
ucapmu di ujung senja ketika
kita membelah ilalang yang menari gemulai
diterpa semilir angin musim bunga menuju utara
dimana sungai berakhir di muara

Rumpun ilalang itu tak henti bergoyang dan
angin tak pernah lelah membelah sunyi sementara
suara gemericik air menabrak bebatuan
mulai terdengar riuh di telinga kita

Sejenak hening. Kita terdiam. Dan aku tak mampu mengelak
ketika kau tiba-tiba bertanya padaku ‘maukah kau
menjadi mata air untuk anak-anak sungaiku kelak?’


Lalu kita semakin mempercepat langkah, sementara
tangan kita tak pernah lepas satu dengan lainnya.

Diam-diam arus sungai itu berpindah ke mataku, mengalir haru.


(2009)

0 komentar:

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP