13 Juni 2011

1st haibun

.::.

Sudah puaskah dengan apa yang sekarang kau capai? Pertanyaan itu kembali terngiang di telingamu berulang kali. Kau menghela napas, membuang puntung rokok yang kesekian ke asbak, dan menggantinya dengan batang yang baru. Api memercik dari pemantik, sedetik kemudian asap mengepul dari bibirmu yang hitam. Kau lihat sekeliling. Segalanya kau punya. Rumah seisinya, mobil, deposito bahkan karir yang cemerlang. Tapi semua itu seakan tak berarti ketika tak kau temukan tawa riang bocah dan pendamping hidup yang setia untuk berbagi gelisah. Segalanya sunyi. Sepi yang mengerak dalam hati seperti ampas kopi yang selalu tertinggal di dasar cangkirmu setiap pagi. Kau merasa hampa dan sia-sia. Tiba-tiba kau teringat ibu dan ayah di rumah, yang selalu nampak mesra dan bahagia menjalani hidupnya.

kepak elang
meliuk tembus gemawan
candhikkala


120611 ; 10.52 pm

.::.

Terimakasih Om Albert atas koreksi haikunya.

4 komentar:

indrawisudha 13 Juni 2011 pukul 16.30  

Judul puisinya misteri. Seperti liuk kepak elang menembus gemawan. Saya suka puisi ini.

Tabik.

Eti Puji 14 Juni 2011 pukul 10.10  

sebenarnya itu bukan judulnya mas jeppe, haibun itu seni menulis yang terdiri dari narasi dan haiku. berhubung saya bingung mau kasih judul apa, ya akhirnya judulnya haibun pertama saya hehehe...

terimakasih atas pembacaannya. salam takzim

indrawisudha 14 Juni 2011 pukul 10.30  

Oh begitu. Saya kira judulnya memang haibun. Tapi manarik kok...

indrawisudha 14 Juni 2011 pukul 10.30  
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP