Kau pernah bercerita di satu senja -hampir purna tentang kota yang sangat ingin kau ke sana kota yang menerima siapa saja, jiwa-jiwa pengembara tapi katamu kau tak ingin sekedar singgah, peziarah yang melepas lelah kau ingin menetap, untuk berbagi sepi yang kerap hinggap, terperangkap dalam hari-harimu yang senyap
Akupun pernah menitip cemas di ujung nafas, menanti retas tentang kota yang selalu muncul dalam mimpi-mimpiku yang ganjil kota yang menyimpan kisah di setiap jengkal tanah, menoreh sejarah aku juga tak ingin sekedar datang, berbincang lalu pulang aku ingin menjejak nafas, mengalirkan airmata yang menderas sebelum ruh melepas tubuh, nadi terhenti, tak bergerak
4 komentar:
sering kebingungan untuk judul ngga, bu? padahal katanya kalau haiku itu ngga usah pake judul :D
hahaha ga sering lagi, banget malah, bukan hanya ini, cerpen n puisi lain juga suka binun nentuin judul :D
iya, katanya ga perlu judul. makanya ini aku ga tau mo ta kasih judul apaan :D
haha podho, tapi kalau ngga dikasih judul ya bingung sendiri :D
matari itu bukannya advertising agency y bu??
Posting Komentar